Senin, 18 Oktober 2010

sumpah pemuda VS sumpah palapa

Sumpah Pemuda VS Sumpah Palapa

Banyaknya organisasi yang masih bersifat kedaerahan sangat menyulitkan para pemuda
Indonesia untuk berkomunikasi. Untuk menyatukan semua elemen organisasi tersebut menjadi
satu kesatuan utuh diadakan Kongres Pemuda Indonesia. Dalam masa penjajahan Belanda,
kongres tersebut telah diadakan tiga kali. Pada 30 April-2 Mei 1926, berlangsung kongres
pemuda pertama di Jakarta. Pada 27-28 Oktober 1928, di Jakarta berlangsung kongres pemuda
kedua. Kongres ini dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) sebuah
organisasi pemuda yang beraggotakan para pelajar di seluruh tanah air. Rapat pertama kongres
tersebut pada Sabtu, 27 Oktober 1928 diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen
Bond Lapangan Banteng. Soegondo Djojopuspito selaku ketua PPPI dalam sambutannuya
sangat berharap dengan adanya konggres pemuda dapat memperkuat semangat persatuan dalam
jiwa para pemuda. Selanjutnya Mohamad Yamin merumuskan arti dan hubungan persatuan
dengan pemuda yang menurutnya ada lima faktor yang bias memperkuat persatuan bangsa
Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua pada hari Minggu 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java Bioscoop
membahas tentang pendidikan. Dalam pembicaran Poernomowoelan Sarmidi Mangoensarkoro
didapat kesimpulan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus ada
keseimbangan antara pendidikan anak tersebut di rumah dan di sekolah. Selain itu anak juga
harus mendapatkan pendidikan secara demokratis. Selanjutnya, dijelaskan pula pentingnya
nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan oleh Soenario. Ramelan juga mengatakan
bahwa gerakan kepanduan tidak lepas dari nasionalisme. Akhirnya setelah menggadakan rapat di
dapatkan hasil penting rapat yang kemudian dirumuskan oleh pemuda yang hadir. Rumusan itu
terkenal dengan Sumpah Pemuda yang isinya “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku
bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu,
bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.”.
Sebelum dibacakan isi sumpah oleh para pemuda seabagai sumpah setia, terlebih dahulu dikumandangkan lagu Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman.

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Sumpah Pemuda yang terkenal itu. tiada lain adalah tekad (karakter baik dan kuat) dikalangan terpelajar kita saat itu. Mulai saat itulah kita menyatakan diri sebagai suatu bangsa Indonesia, yang bertanah air satu yaitu Indonesia dan yang berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Dengan landasan pikir seperti itu. jelaslah bahwa bangsa adalah suatu produk sejarah, dan hanya dengan mengerti sejarahlah kila akan mengerti apa Bangsa itu. termasuk apa bangsa Indonesia itu. Sebagai produk dari sejarah, kita harus menguasai dengan teliti setiap tonggak sejarah yang penting, memahami kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan. Kesadaran sejarah seperti ini. layaknya harus dipelihara sebagai bagian integral dari program pendidikan generasi muda. Mengapa? Meskipun kita sudah merdeka selama 64 tahun lebih, kenyataan menunjukkan bahwa sampai hari ini. masih ada masyarakat kita dipedaJaman yang belum dapat berbahasa Indonesia, padahal kita mengaku, berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yaminpada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.





Sumpah Palapa 1331
Keberhasilan Gajah Mada memadamkan api pemberontakkan dari Sadeng dan Kuti,
membawa Gajah Mada meraih karierdiangkat Mahapatih (Mangkubumi/Perdana Menteri). Gelar
ini diberikan oleh Tribhuwana sebagai penghargaan atas jasa-jasanya pada Kerajaan Majapahit.
Gajah Mada menggantikan Arya Tadah yang sebelumnya memegang gelar Mahapatih. Pada
upacara penobatannya sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada mengumandangkan
sumpah yang terkenal dengan sumpah palapa. Isi sumpah palapa kurang lebih “Lamun huwus
kalah nusantara, isun amukti palapa” , atau dalam dalam bahasa Indonesia kurang lebih “Aku
tidak akan makan buah palapa sebelum daerah di seluruh nusantara dipersatukan di bawah
kekuasaan Majapahit”. Maksudnya kurang lebih adalah Gajah Mada tidak akan pernah
menyentuh dan merasakan kenikmatan duniawi sebelum Gajah Mada dapat menyatukan seluruh
nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit.

  • Makna Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sama yakni persatuan dan
kesatuan. Hal ini telihat dari isi kedua sumpah tersebut. Sumpah Palapa yang berbunyi “Lamun
huwus kalah nusantara, isun amukti palapa”, atau dalam dalam bahasa Indonesia kurang lebih
“Aku tidak akan makan buah palapa sebelum daerah di seluruh nusantara dipersatukan di bawah
kekuasaan Majapahit” maknanya kurang lebih adalah Gajah Mada tidak akan pernah menyentuh
dan merasakan kenikmatan duniawi sebelum Gajah Mada dapat menyatukan seluruh nusantara
di bawah panji Kerajaan Majapahit. Dari kata menyatukan dapat disimpilkan bahawa Gajah
Mada menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di bumi nusantara melalui Sumpah Palapa.
Selain itu juga tersirat rasa cinta tanah air yang dicerminkan dengan persatuan bangsa.
Sedangkan bunyi Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah
satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”
maknanya kurang lebih sama dengan apa yang telah dikumandangkan oleh Gajah Mada pada
Sumpah Palapanya. Pemuda Indonesia mengakui adanya persatuan dan kesatuan pada diri
mereka, pada jiwa mereka. Inilah yang kemudian membawa Indonesia kedalam persatuan

  • Tujuan Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada dan Sumpah Pemuda yang
dikumandangkan oleh para Pemuda Indonesia atas dasar tujuan tertentu. Sumpah Palapa yang
berbunyi “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” mempunyai tujuan yaitu ingin
mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan di nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit,
untuk memperkuat pertahanan nusantara, dan yang terpenting untuk menumbuhkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa. “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah
satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari
sumpah pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop
bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya
masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan
pemuda-pemuda di seluruh tanah air.
  • Cara Pencapaian Tujuan Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Cara pencapaian tujuan Sumpah Palapa adalah dengan menaklukan seluruh nusantara
baik secara halus maupun kasar. Cara halus yang dimaksud adalah dengan menikahkan Hayam
Wuruk dengan putri-putri raja dari kerajaan yang dimaksud. Meskipun pada akhirnya berujung
peperangan. Sedangkan yang cara kasar dengan merebut kerajaan yang dimaksud dengan
perang. Kerajaan Majapahit cenderung menanamkan faham fasistik yaitu menguasai seluruh
nusantara hanya dengan jalan penaklukan. Sebagai contoh ketika kerajaan-kerajaan di nusantara
telah takluk kepada Kerajaan Majapahit kecuali Kerajaan Padjajaran yang terletak di Jawa
Barat. Untuk menaklukkannuya Gajah Mada bersiasat untuk menikahkan Hayam Wuruk dengan
putri Raja Padjajaran yang bernama Dyah Pitaloka (Citaresmi). Akan tetapi, baru sampai Raja
Padjajaran baru menyerahkan Dyah Pitalokauntuk dipinang sebagai tanda takluk terjadi
kesalahpahaman. Sehingga terjadilah pertempuran sengit di Bubat yang dimenangkan oleh
Kerajaan Majapahit. Melihat hal tersebut Raja Padjajaran merasa malu hingga akhirnya bunuh
diri. Walaupun pada akhirnya seluruh kerajaan di nusantara dapat ditaklukan oleh Kerajaan
Majapahit. Sumpah Pemuda juga mempunyai cara tersendiri untuk mencapai tujuannya. Cara
pencapaiannya dengan mengelar kampanye-kampanye yang menyerukan dan menyebarluaskan
semangat nasioalisme untuk lepas dari penjajah (merdeka) melalui berbagai media massa baik
cetak maupun elektronik.
Selain itu Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia juga mengeluarkan mosi yang menyerukan agar para pemuda memperkuat persatuan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Cara lain yang ditempuh oleh para pemuda adalah dengan memajukan organisasi-organisasi
yang dulunya telah terbentuk Budi Utomo misalnya. Semula Budi Utomo beranggotakan putra
putri Jawa dan Madura saja. Tahun 1931 BU mengubah anggaran dasarnya yakni setiap putra
dan putri Indonesia dapat menjadi anggota Budi Utomo. Ini menunjukkan bahwa Budi Utomo
semakin meningkatkan jiwa persatuan dan kebangsaan. Karena terdorong oleh rasa persatuan
dan kebangsaan, Sarikat Islam (SI) mengganti namanya menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia.
Selain itu juga banyak organisasi-organisasi yang mengelar konggres besar seperti
Konggres Wanita Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 22 Desember 1928.
konggres tersebut dihadiri oleh wakil-wakil perkumpulan wanita, diantaranya Wanita Utama,
Putri Indonesia, Wanita Mulya, Aysiah, Serikat Islam bagian wanita dan lain-lain. Konggres
tersebut memutuskan untuk membentuk gabungan semua perkumpulan wanita dengan nama
Perikatan Perempuan Indonesia. Lahirnya Sumpah Pemuda dengan pernyataan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan memunculkan wadah baru di Indonesia yakni Angkatan
Pujangga Baru. Wadah inilah yang menjaring kegiatan di bidang bahasa dan sastra Indonesia.

  • Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda dalam Konteks Cinta Tanah Air
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada adalah sumpah setia kepada
Kerajan Majapahit. Begitu cintanya Gajah Mada pada bumi nusantara memaksa Gajah Mada
untuk mengumandangkan Sumpah Palapa. Gajah Mada menggiginkan persatuan di tanah airnya
meskipun dengan cara yang terkesan otoriter dengan tidak mengurangi kecintaannya kepada
tanah air. Sumpah tersebut mempertaruhkan nama besarnya untuk menyatukan seluruh
nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit. Selain itu Gajah Mada juga mempertaruhkan
kenikmatan duniawi dan istirahatnya demi persatuan nusantara.
Sumpah pemuda adalah hari keramat bagi bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah
salah satu dari berbagai landasan utama bagi kebangkitan nasional. Sumpah Pemuda telah
mendorong semangat persatuan dan kebangsaan (nasionalisme) bangsa Indonesia. Ketika
beraneka-ragam kecenderungan permusuhan dan perpecahan mulai nampak membahayakan,
Sumpah Pemuda lahir. Setelah dikumandangkannya Sumpah Pemuda, hampir seluruh rakyat
Indonesia bersemangat untuk lepas dari belenggu penjajahan.
Mereka menginginkan kemerdekaan negerinya. Ini mereka lakukan karena tidak ingin negerinya terus menerus terinjak-injak oleh bangsa asing. Mereka mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya demi kemerdekaan tanah air Indonesia.
Secara tidak langsung ternyata sebagian kecil dari jiwa Sumpah Palapa menjiwai
Sumpah Pemuda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kesamaan antara Sumpah Palapa dan
Sumpah Pemuda dalam berbagai hal. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa kedua sumpah ini
merupakan sumpah setia. Tujuan dari Sumpah Palapa tidak lain untuk menumbuhkan rasa
persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa di nusantara telah merasuk dirumusan Sumpah
Pemuda. Hampir seluruh isi Sumpah Palapa bermakna sama yakni persatuan dan kesatuan
bangsa. Semangat Gajah Mada dalam mempersatukan seluruh nusantara telah merasuki jiwa
para pemuda 1928. Para pemuda mempunyai semangat yang berapi-api dalam menumbuhkan
rasa persatuan dan kebangsaan para pemuda. Perjuangan para pemuda Indonesia dalam
melepaskan tanah air Indonesia tidak jauh beda dengan perjuangan Gajah Mada sewaktu
menyatukan seluruh nusantara di bawah Kerajaan Majapahit. Isi Sumpah Palapa dan Sumpah
Pemuda yang menyatakan kecintaannya kepada tanah air membuat tidak ada jarak. Hal
tersebutlah yang membuat jiwa Sumpah Palapa merasuk di jiwa Sumpah Pemuda.



Daftar Referensi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar